Powered By Blogger

Kamis, 10 Desember 2015

keylor nafas kiper terbaik ked 2 sepanjang era real madird



Keylor Navas Kiper Terbaik Kedua dalam Sejarah Real Madrid

Senin, 05 Oktober 2015 21:06 WIB
Dengan hanya kemasukan dua gol dalam tujuh laga La Liga, Navas dinobatkan sebagai kiper terbaik kedua Real Madrid.
  • Keylor Navas Kiper Terbaik Kedua dalam Sejarah Real Madrid
    INTERNET
  • Keylor Navas Kiper Terbaik Kedua dalam Sejarah Real Madrid
    INTERNET
  • Keylor Navas Kiper Terbaik Kedua dalam Sejarah Real Madrid
    INTERNET
Keylor Navas kini tercatat sebagai kiper terbaik kedua yang pernah dimilik Real Madrid. Raihan itu didapat kiper asal Kosta Rika setelah hanya kemasukan dua gol hingga pekan ketujuh La Liga, Senin (05/10/15).
Keylor Navas disejajarkan dengan kiper legenda Paco Buyo yang mengawal gawang Real Madrid pada musim 87-88 dengan diikuti Araquistain di musm 1961-1962 , serta Dominguez di awal musim 1957-1958. Raihan itu didapat dengan hanya kemasukan dua gol selama tujuh pertandingan awal La Liga.
Seperti diberitakan lama AS, kiper Santiago Canizares masih unggul dalam sejarah Los Blancos, pada awal musim 1997-1998, Canizares hanya kebobolan satu gol yang kala itu dicetak Juninho untuk Atletco Madrid saat keduanya bentrok dalam Derby Madrid di Bernabeu. Saat itu, Real Madrid harus puas ditahan imbang 1-1 oleh tim sekota.
Sayangnya pada minggu kesembilan, Real Madrid kalah di kandang rival abadi, Barcelona, dan Canizares harus rela gawangnya kebobolan sebanyak tiga kali oleh Rivaldo, Luis Enrique dan Giovanni yang mencetak gol untuk klub Catalan.
Dalam 85 tahun sejarah La Liga, hanya 19 kiper yang berhasil mempertahankan gawangnya tanpa kebobolan satu atau dua gol saja dalam tujuh pertandingan awal musim. Kiper Barca, Claudio Bravo, memegang rekor yang membuat Barca menjadi klub yang tidak kebobolan hingga minggu kesembilan Liga Spanyol, sebelum akhirnya mereka kalah 3-1 di tangan Real Madrid.
Baca juga artikel-artikel sejenis di liputan khusus Liga Spanyol
Penulis : Lanjar Wiratri
Editor : Randy Prasatya

5 captain terbaik real madrid

5 Kapten Terbaik Real Madrid Sepanjang Masa

Dilansir dari media Spanyol, Marca, Sergio Ramos bakal mengenakan ban kapten Real Madrid musim depan setelah Iker Casillas resmi ke Porto. Hal ini akan membuat daftar pemain-pemain elit yang pernah menjadi kapten di Real Madrid semakin panjang.

Namun dari sekian banyak pemain yang berada di daftar tersebut, pasti selalu ada yang terbaik. Berikut lima pemain yang pernah menjadi kapten terbaik di klub berjuluk Los Blancos tersebut.

5. Manuel Sanchís Hontiyuelo

Manuel Sanchis di Real Madrid
Manuel Sanchis Hontiyuelo adalah bek asal Spanyol yang sepanjang karirnya di sepak bola hanya bermain di Real Madrid​. Ia berkarir selama 18 musim (1983-2001) di EL Real.

Ia mulai menjadi kapten di El Real pada tahun 1988 hingga 2001. Selama ia menjabat kapten di Real Madrid, dia telah membantu tim tersebut untuk merengkuh berbagai gelar domestik maupun internasional salah satunya yaitu gelar Champions League pada musim 1997.

4. Fernando Hierro

Real Celebration
​ Fernando Ruiz Hierro adalah salah satu bek terbaik yang pernah bermain di Real Madrid. Ia mulai menjabat sebagai kapten di Madrid pada musim 2001 hingga musim 2003 bersamaan dengan dirinya dilepas oleh El Real.

Selama berkarir di Real Madrid tercatat ia telah membobol gawang lawan sebanyak 102 kali. Selama menjadi kapten, ia juga berhasil membantu Los Blancos merengkuh gelar prestisius Champions League.

3. Paco Gento

Gento With The Cup
​ Francisco "Paco" Gento Lopez, bisa disebut legenda di Real Madrid, pasalnya pemain kelahiran 21 Oktober 1933 benar-benar mampu membawa Real Madrid merengkuh banyak gelar. Yang paling terkenal adalah enam gelar Champions League yang ia dapat saat berseragam Real Madrid.

Ia bermain di Real Madrid selama 18 musim dan 10 musim di antaranya ia menjabat sebagai kapten.

2. Raúl González Blanco

Raul Gonzales
​ Raul Gonzales, pemain El Real bernomer punggung 7 sebelum Ronaldo adalah salah satu striker legendaris yang pernah dimiliki Real Madrid. Ia adalah salah satu pemain dengan jumlah penampilan terbanyak di Madrid, dan pernah menjadi pencetak goal terbanyak di klub tersebut sebelum dilampaui oleh Ronaldo.

Ia menjabat kapten di Real Madrid selama tujuh musim, dan membantu El Real merengkuh berbagai gelar besar.

1. Iker Casillas

Iker Casillas
Iker Casillas, ​siapa yang tidak mengenal kiper terbaik Real Madrid dan Timnas spanyol ini?

Ia telah membela Real Madrid selama 16 musim tepatnya sejak musim 1999. Selama di Real Madrid ia telah membantu El Real merengkuh banyak gelar, dengan yang terbaru adalah gelar Champions League ke-10 untuk Real Madrid.

Sayang, musim ini adalah musim terakhir dirinya membela nama Real Madrid karena telah dilepas ke klub Portugal, FC Porto.

15 striker terbaik real madrid

Nama Real Madrid sebagai salah satu klub terbesar di dunia sudah tidak perlu lagi diragukan. Klub ini sudah memenangkan berbagai trofi dan turnamen bergengsi. Tak hanya itu, Los Galacticos bahkan mencatat rekor sebagai pemenang terbanyak Liga Champions Eropa. Tentu saja, kedigdayaan Madrid di kancah sepakbola dunia tak lepas dari peran para striker mereka.
Siapa sajakah striker terbaik dalam sejarah Real Madrid? Jika anda ingin mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, pastikan untuk membaca artikel dari IlmuBola berikut dengan seksama. Di sini, kami akan menyajikan daftar nama 15 pemain depan terbaik yang pernah membela Real Madrid.
15. Davor Suker
Walaupun tidak terlalu bersinar ketika membela Real Madrid, Suker sempat mencatatkan prestasi gemilang ketika memperkuat Los Galacticos. Ia berhasil menjadi top skorer Piala Dunia 1998 sekaligus membawa negaranya, Kroasia, meraih posisi ketiga dalam turnamen tersebut. Bersama Real Madrid, Suker tampil sebanyak 86 kali dan mencetak 38 gol. Karir terbaiknya terjadi di musim 1996-1997 ketika membawa Madrid menjadi juara La Liga dan Supercopa de Espana.
14. Robinho
Banyak yang mengharapkan Robinho mampu menggantikan sosok Ronaldo yang baru saja pindah. Sayang, harapan itu tidak terkabul. Robinho memang menunjukkan permainan yang memikat di masa-masa awalnya bersama Real Madrid. Sayang, penampilannya dianggap kurang efektif dan tidak sesuai dengan gaya sepakbola Eropa. Anggapan tersebut ternyata memang tepat, karena Robinho memang hanya mampu mencetak 25 gol selama tiga tahun membela Real Madrid.
13. Predrag Mijatovic
Mijatovic adalah seorang striker asal Yugoslavia. Golnya di partai final Liga Champions musim 1997-1998 mampu membawa Madrid menjadi juara. Selama tiga tahun bermain bersama Real Madrid, Mijatovic mencetak 29 gol. Catatan ini sebenarnya bisa lebih baik jika Mijatovic lebih banyak diberi kesempatan bermain. Setelah merasa bahwa ia tidak bisa menggeser duet striker utama, Raul dan Fernando Morientes, Mijatovic akhirnya memutuskan untuk pindah ke Fiorentina pada tahun 1999.
12. Gonzalo Higuain
Gonzalo Higuain mungkin adalah salah satu pemain Argentina paling sukses yang pernah bermain untuk Real Madrid. Selama karirnya bersama Los Galacticos, Higuain sangat sering ditempatkan sebagai striker tunggal. Kemampuan finishing-nya yang bagus membuat Higuain cukup sering menjebol gawang lawan. Total, Higuain mencetak 107 gol dari 190 penampilan. Selama karirnya bersama Madrid, Higuain membawa klub ini memenangi tiga gelar La Liga.
11. Karim Benzema
Walaupun penampilannya akhir-akhir ini banyak dikritisi, tak bisa dibantah bahwa Benzema adalah salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki oleh Real Madrid. Pemain asal Perancis ini kerap mencetak gol-gol penting yang menyelamatkan klubnya dari kekalahan. Selama bermain untuk Los Galacticos sejak tahun 2009, Benzema sudah mencetak 66 gol dari 145 penampilan. Ia juga mempersembahkan satu gelar La Liga di musim 2011-2012.
10. Ivan Zamorano
Penyerang asal Cile ini sempat mengalami masa keemasan bersama Real Madrid pada periode 1992-1996. Selama empat tahun bermain untuk El Real, Zamorano mencetak 77 gol dan bermain sebanyak 137 kali. Musim terbaiknya terjadi pada musim 1994-1995, di mana Zamorano mampu membawa Madrid menjuarai La Liga sekaligus menjadi top skorer kompetisi tersebut. Hingga saat ini, duetnya bersama Marcelo Salas dianggap sebagai duet tim nasional Cile paling mematikan.
9. Fernando Morientes
Morientes dikenal sebagai seorang target man yang sangat baik. Pemain ini membela Madrid selama delapan tahun, dari tahun 1997 hingga 2005. Sepanjang karirnya, Morientes menjebol gawang lawan sebanyak 72 kali dari 182 penampilan. Ia adalah salah satu tandem terbaik Raul Gonzalez, dan membawa Madrid memenangkan berbagai gelar bergengsi. Setelah posisinya mulai tergeser oleh kedatangan Michael Owen, Morientes memutuskan untuk pindah ke Liverpool.
8. Emilio Butragueno
Sebelum masa-masa Raul Gonzalez atau Fernando Torres, Butragueno sudah terlebih dahulu menjadi andalan tim nasional Spanyol. Pemain bertubuh pendek ini dikenal sangat cepat dan lincah, serta mempunyai naluri mencetak gol yang sangat tinggi. Butragueno bermain untuk El Real dari tahun 1984 hingga 1995. Ia membawa Real Madrid memenangkan enam gelar La Liga dan meraih dua trofi Piala Champions. Ia juga membawa timnas Spanyol menjadi Runner-Up Euro 1984.
7. Hugo Sanchez
Bersama dengan Butragueno, Hugo Sanchez membuat barisan depan Madrid sangat ditakuti lawan. Sanchez yang juga bertubuh pendek mampu melakukan kerjasama dengan Butragueno untuk menjebol gawang lawan. Sepanjang tujuh tahun memperkuat Real Madrid, Sanchez menyumbangkan 164 gol dalam 207 penampilan. Striker asal Meksiko ini juga lima kali menjadi top skorer La Liga, empat di antaranya ia raih secara berturut-turut.
6. Santillana
Santillana atau Carlos Alonso Gonzalez adalah seorang striker yang bermain untuk Real Madrid pada periode 1971-1988. Walaupun tinggi tubuhnya tidak mencapai 180 sentimeter, Santillana dikenal memiliki sundulan maut yang sering merobek gawang lawan. Dengan naluri mencetak golnya yang sangat tinggi, Santillana menjadi salah satu andalan Real Madrid di lini depan. Pemain ini berperan besar dalam membawa Real Madrid memenangkan sembilan gelar La Liga dan dua trofi Liga Champions.
5. Ronaldo
Luiz Nazario da Lima alias Ronaldo adalah salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki oleh Brazil. Pemain berambut plontos ini juga sempat mengalami masa-masa kejayaan selama lima tahun membela Madrid. Walaupun sering dirundung cedera, Ronaldo tetap produktif dalam membobol gawang lawan. Total, ia mencetak 83 gol dari 127 penampilan. Ia juga berhasil membawa Los Galacticos menjadi juara Liga Spanyol di musim 2002-2003.
4. Ferenc Puskas
Puskas adalah seorang penyerang asal Hungaria yang sering dianggap sebagai salah satu second striker terbaik di dunia. Pemain ini membela Madrid dari tahun 1958 hingga 1966, dengan total 156 gol dari 180 penampilan. Puskas membawa Madrid memenangkan tiga gelar Piala Champions dan lima gelar La Liga. Tak hanya itu, ia juga empat kali menjadi top skorer La Liga, dan membawa tim nasional Hungaria menjadi finalis Piala Dunia 1954.
3. Alfredo Di Stefano
Alfredo Di Stefano adalah sosok striker yang memiliki kemampuan sangat lengkap. Ia cepat, kuat, dan efektif dalam mencetak gol. Tak hanya itu, Di Stefano juga tak malas untuk turun ke lini tengah untuk menjemput bola. Tak heran, Di Stefano menjadi pemain yang sangat penting bagi Real Madrid di tahun 1953 hingga 1964. Selama berkarir bersama Madrid, Di Stefano mencetak 216 gol dari 284 penampilan. Ia juga mempersembahkan delapan gelar juara La Liga dan lima trofi Piala Champions.
2. Cristiano Ronaldo

Sebenarnya, posisi Cristiano Ronaldo di Real Madrid bukanlah sebagai seorang striker murni. Ia lebih banyak ditempatkan sebagai winger di sayap kiri. Walaupun demikian, pemain ini sangat produktif dalam mencetak gol, bahkan lebih produktif dari penyerang-penyerang tengah seangkatannya seperti Benzema dan Higuain. Sejauh ini, Ronaldo memiliki catatan gol yang sangat impresif. Ia mencetak 168 gol dari 158 penampilan, mempersembahkan satu gelar La Liga, dan dua kali terpilih sebagai pemenang Ballon d'Or.
1. Raul


Raul yang bermain untuk Madrid sejak tahun 1994 hingga 2010 sangat pantas disebut sebagai striker terbaik klub ini. Hingga sekarang, Raul memegang rekor sebagai pencetak gol terbanyak sekaligus pemain dengan penampilan terbanyak untuk Real Madrid. Ia bermain sebanyak 741 kali dan mencetak 323 gol. Striker timnas Spanyol ini juga membawa Los Galacticos enam kali menjuarai La Liga dan tiga kali menjuarai Liga Champions. Sangat disayangkan, Raul tidak bisa mengakhiri karirnya sebagai pesepakbola profesional bersama Real Madrid.

Daftar Nama Pemain Skuad Real Madrid Terbaru 2015-2016

Daftar Nama Pemain Skuad Real Madrid Terbaru 2015-2016 – Sebagai salah satu klub terbaik dan terkaya di dunia, klub berjuluk Los Galaticos ini selalu menjadi incaran pemain bintang berlabel mahal untuk menjadi pelabuhan hati dan bermain untuk merebut trophy juara. Tim ini memang dikenal royal dalam dalam mendatangkan pemain baru dalam setiap menjelang musim kompetisi yang baru.
Tak banyak tim di dunia yang mampu menampung lebih dari tiga pemain dengan bayaran mahal, salah satu tim lainnya adalah Barcelona di tanah Spanyol selain El Real. Untuk persiapan menjelang bergulirnya Primera Division musim yang akan datang, klub yang kini dilatih oleh Rafael Benitez tersebut melakukan tur ke Australia dan mengikuti International Champions Cup di sana bersama Roma dan juga Manchester City. Di atas kertas, El real diunggulkan atas kedua tim tadi, tapi apakah mereka mampu mengungguli Barca di musim yang baru nanti? Itu masih jadi tanda tanya.
Jawaban paling tepat untuk melihat peta persaingan kedua tim yang kerap ditonton ratusan juta penonton kala duel El Clasico digelar adalah pada siapa saja pemain yang baru dikotrak musim ini oleh klub ibukota Spanyol tersebut. Dan berikut ini adalah daftar pemain Real Madrid terbaru yang bisa anda simak sebagai referensi lengkap dengan nomor punggung, umur, dan asal negara diurutkan sesuai posisi mereka masing-masing.
Penjaga Gawang / Kiper Real Madrid
13 Keilor Navas (Chile) 28 tahun
25 Pacheco (Spanyol) 23 tahun
Kiko Casilla (Spanyol) 28 tahun
Ruben Yanez (Spanyol) 21 tahun
Bek Real Madrid
2 Raphael Varane (Perancis) 22 tahun
3 Pepe (Portugal) 32 tahun
4 Sergio Ramos (Spanyol) 29 tahun
5 Fabio Coentrao (Portugal) 27 tahun
6 Nacho (Spanyol) 25 tahun
12 Marcelo (Brasil) 27 tahun
15 Daniel Carvajal (Spanyol) 23 tahun
17 Arbeloa (Spanyol) 32 tahun
23 Danilo (Brasil) 24 tahun
Gelandang Real Madrid
8 Toni Kroos (Jerman) 25 tahun
10 James Rodriguez (Kolombia) 24 tahun
11 Gareth Bale (Wales) 26 tahun
16 Lucas Silva (Brasil) 22 tahun
19 Luca Modric (Kroasia) 29 tahun
22 Isco (Spanyol) 23 tahun
24 Illarramendi (Spanyol) 25 tahun
Casemiro (Brasil) 23 tahun
Denis Cheryshev (Rusia) 24 tahun
Jose Carlos Lazo (Spanyol) 19 tahun
Marcos Llorente (Spanyol) 20 tahun
Martin Ødegaard (Norwegia) 16 tahun
Penyerang / Striker Real Madrid
7 Cristiano Ronaldo (Portugal) 30 tahun
9 Karim Benzema (Perancis) 27 tahun
20 Jese (Spanyol) 22 tahun
Burgui (Spanyol) 21 tahun
Lucas Vazquez (Spanyol) 24 tahun
Bagi publik Santiago Bernabeu, skuad Real Madrid 2015/2015 diharapkan bermaterikan pemain-pemain dengan mental juara yang sangat bagus. Walaupun pemain andalan mereka kerap mendapat kabar akan hengkang ke klub lain seperti yang menimpa Ronaldo atau Bale. Jika melihat kedatangan Benitez, memang sangat mungkin ada pemain yang tidak suka dengan gaya melatihnya, tapi itu tidak cukup kuat untuk membuat beberapa pemain top pindah seketika ke lain hati.
Dilansir dari banyak media, baru-baru ini yang heboh dalam transfer keluar El Real adalah kepindahan kiper andalan mereka yang performanya kian menurun dalam beberapa musim terakhir yaitu Iker Casillas. Gosip penjualan Sergio Ramos ke Manchester United juga kian santer terdengar dalam kabar media nasional dan internasional. Semoga saja lini belakang hingga depan El Real masih cukup kuat musim depan dan mampu memberikan permainan menghibur kepada seluruh penggemarnya di seluruh dunia. Pemain terbaru Real Madrid musim ini bisa saja mengalami penurunan kualitas dari sisi harga, tapi kemahiran Benitez untuk meracik skuad juara pasti akan berpengaruh walau hanya bermaterikan pemain yang ada saat ini tanpa pembelian mega bintang sekaliber CR7.
Apa yang dilakukan Louis Van Gaal dalam daftar pemain skuad Manchester United 2015-2016 bisa menjadi pelajaran bagi Benitez dan presiden Real Madrid. Menjual pemain yang menurun kualitasnya adalah sesuatu yang tidak salah dan mendatangkan pemain yang berpotensi membawa tim juara adalah ide yang tepat. Tapi menggantinya dengan pemain lain yang kualitasnya jauh lebih baika dalah hal wajib dilaukan oleh tim manapun.

Tags:

skuad real madrid 2015nama nama pemain real madridnama pemain real madridreal madrid daftar namaskuad real madrid 2015/2016skuad real madrid 2016Pemain real madrid 2016nama pemain madriddaftar pemain real madrid 2015squad real madrid 2015

Liga Spanyol Raul Gonzalez, Legenda Real Madrid, Siap Pensiun Pada November 2015

Raul Gonzalez, legenda Real Madrid menyatakan siap pensiun pada November 2015. Raul yang bergelar Pangeran Santiago Bernabeu, akan merampungkan kariernya di New York Cosmos ketika kompetisi NASL (North America Soccer League) berakhir. Apakah Raul akan meretas jalan menuju kursi pelatih seperti yang dilakukan oleh Zinedine Zidane?
Keputusan itu akhirnya tiba juga. Setelah sempat mencicipi pengalaman di Schalke 04 dan Al Sadd, Raul mengakui tidak mungkin lagi melanjutkan karier cemerlangnya di sepakbola profesional.  Dituturkan sang penyerang, “Saat saya menandatangani kontrak dengan New York Cosmos, saya menekankan bakal mengevaluasi masa depan karier setelah setahun.”
“Dan kini, saya memutuskan untuk menutup perjalanan sebagai pemain sepakbola akhir musim ini (di NASL). Sebelum pensiun, saay akan berusaha sebaik mungkin mengantar Cosmos mengakhiri musim dengan rekor bagus dan memenangi NASL.”
Pada masa jayanya, Raul Gonzalez adalah sosok yang nyaris tidak tergantikan untuk Real Madrid. Jebolan akademi Atletico Madrid yang menyeberang ke kubu Los Blancos di usia muda ini, sempat memegang rekor top skor Real Madrid sepanjang masa dengan 228 gol. Rekor itu baru terpecahkan oleh Cristiano Ronaldo pada musim ini. Uniknya, CR7 adalah pewaris nomor tujuh Raul di Los Blancos.
Raul sendiri belum bisa memastikan apa yang terjadi di masa depan. Saat ini pemain-pemain yang satu angkatan dirinya, seperti Luis Enrique, Zinedine Zidane, Vincenzo Montella, hingga Sinisa Mihajlovic sudah menjadi pelatih. Namun Raul tak menjamin akan mengikuti jejak mereka.
Katanya, “Usai pensiun, beberapa bulan setelahnya, barulah saya akan menentukan langkah berikut yang hendak saya ambil.”

Cristiano Ronaldo Sudah Cetak 324 Gol atau 325 Gol untuk Real Madrid

C.RONALDO resmi menyandang gelar sebagai top skor Real Madrid sepanjang masa, melewati Raul Gonzalez. Namun, muncul sedikit kontroversi tentang total jumlah gol CR7 untuk Real Madrid. Sebenarnya, ia sudah membukukan 324 gol atau 325 gol? Real Madrid suka versi yang terakhir, tetapi UEFA dan La Liga bersikukuh pada versi yang pertama.
Berkat satu gol yang dibukukan ke gawang Levante pada Sabtu (17/10), Cristiano Ronaldo mematenkan diri sebagai pencetak gol terbanyak bagi Real Madrid dalam sejarah. Caranya pun jitu, dengan tembakan dari luar kotak penalti, yang sempat menjadi andalan Ronaldo bertahun silam. Media dunia, kecuali Marca, mengklaim gol inilah yang membuat Ronaldo menyalip Raul Gonzalez.
Bagi kebanyakan media dunia, rujukan paling tepat tentang  jumlah gol Cristiano Ronaldo, adalah yang berdasarkan sumber ‘resmi’ seperti UEFA dan La Liga. Kedua sumber itu sepakat mencatat gol ke gawang Levante adalah yang ke-324 bagi Ronaldo sepanjang karier di Real Madrid, yang baru melakoni 310 pertandingan.
Namun, bagi Marca, yang bertanggungjawab atas pemberian gelar pichichi (top skor Liga Spanyol) setiap musimnya, koleksi gol Ronaldo sudah mencapai 325 gol. Inilah yang menyebabkan, saat media-media dunia menulis Ronaldo baru sejajar dengan Raul Gonzalez (mencetak 323 gol), Real Madrid sudah memberikan trofi sepatu emas kepada CR7, karena ketika itu, berdasarkan statistik Marca, Ronaldo sudah mengemas 324 gol.
Polemik ini terjadi karena ada satu gol yang ambigu bagi Cristiano Ronaldo ketika Real Madrid melawan Real Sociedad pada 2010. Marca sebagai pemberi gelar pichihci memasukkan gol yang tercipta dari tendangan bebas Ronaldo itu, menjadi hak Ronaldo. Akan halnya pihak La Liga dan UEFA, memberikan gol tersebut pada Pepe, yang membuat bola tendangan bebas Ronaldo berbelok arah sehingga masuk gawang.

Florentino Pérez 2009 · Aktual 2000 · 2006

Florentino Pérez kembali memberikan prestige dunia kepada Real Madrid. Dalam dua masa jabatannya di klub ini ia telah berhasil merebut 24 gelar antara sepakbola dan bola basket. Termasuk juga gelar la novena atau Juara Eropa ke sembilan dan la decima atau Juara Eropa kesepuluh. Ia telah membuat situasi ekonomi insitusi ini lebih baik, dengan menjadikannya sebagai klub terkaya di dunia, dan juga melakukan transformasi atau berbagai perubahan dalam banyak aspeknya, sampai menjadikan Real Madrid sebagai "klub olah raga paling berharga di dunia", seperti yang disebut oleh majalah Forbes.

Insinyur dan usahawan, mulai bertugas pada tahun 2000 sebagai presiden setelah unggul atas pimpinan blanco saat itu Lorenzo Sanz dalam pemilihan umum. Dibawah manajemennya berdatanganlah pemain-pemain bintang seperti Figo, Zidane, Beckham ataupun Ronaldo. Kualitas  tim sepakbola dan bola basket juga diperlihatkan dengan diraihnya delapan gelar.

Dalam etapa pertamanya juga dilakukan peningkatan kondisi lapangan dengan  ‘Rencana Utama Stadion Santiago Bernabéu’. Stadion tersebut dikategorikan oleh UEFA sebagai  ‘Stadion Elite’ dan menyelenggarakan final Champions League di tahun  2010. Di tahun  2006 telah diresmikan Ciudad Real Madrid di Valdebebas, sepuluh kali lebih besar dari kompleks olahraga sebelumnya.

Di tahun 2004 ia  kembali terpilih dengan suara terbanyak setelah sempat mengundurkan diri sebelumnya secara sukarela. Pada tahun 2009 kembali memimpin klub dan dimulailah etapa kedua yang dari segi olahraga ditandai dengan dikontraknya pemain-pemain seperti Cristiano Ronaldo, Benzema, Bale, James Rodríguez maupun Kroos.  Dimusim kompetisi 2011-12, tim berhasil meraih gelar Liga yang dikenal dengan nama Liga Rekor setelah berhasil meraih 100 poin dan mencetak 121 gol. Dan ditahun 2013-14, Real Madrid kembali menjadi raja di Eropa, dengan menaklukkan la Décima. Selain gelar-gelar itu , dalam etapa kali ini juga berhasil diraih Piala Dunia Antarklub yang pertama, satu Piala Super Eropa, 2 Piala Raja dan satu Piala Super Spanyol di sepakbola, dan satu Piala Europa, satu Piala Interkontinental, tiga Liga, tiga Piala Raja dan tiga Piala Super Spanyol di cabang bola basket.

Florentino Pérez telah lebih dari satu dekade memimpin klub dan terus melakukan proses modernisasi dengan pembangunan asrama untuk tim senior dan tim akademi di Ciudad Real Madrid.

Prestasi

  • 2 Piala Europa
  • 1 Piala Dunia antar Klub
  • 1 Piala Interkontinental
  • 2 Piala Super Eropa
  • 3 Liga
  • 2 Piala Raja
  • 3 Piala Super Spanyol
  • 1 Piala Europa Basket
  • 1 Piala Interkontinental Basket
  • 3 Liga Bola Basket
  • 3 Piala Raja Bola Basket
  • 3 Piala Super Spanyol Bola Basket

REAL MADRID CASTILLA

Real Madrid Castilla merupakan sebuah klub sepak bola asal Spanyol yang saat ini bermain di Segunda División B. Pemain-pemain yang mengisi skuat Real Madrid Castilla merupakan tim cadangan dari Real Madrid. Mereka biasa memainkan laga kandang mereka di Stadion Alfredo di Stéfano.
Tidak seperti di Inggris yang memisahkan liga untuk tim senior dan tim cadangan, di Spanyol, semua tim seinor dan tim cadangan bermain di satu kompetisi. Namun tim cadangan tidak bisa bermain di liga yang sama dengan tim senior dan hanya mampu bermain setinggi-tingginya di Segunda División dan tak dapat berkompetisi di Copa del Rey, dan untuk para pemain dengan kontrak profesional, hanya para pemain berusia di bawah 23 atau 25 tahun yang dapat bermain baik di tim senior ataupun di tim muda.
Banyak para mantan pemain Castilla yang berpindah klub dan sukses di klub barunnya, seperti Ismael Urzaiz, Santiago Canizares, Juan Mata, Álvaro Negredo , Mista, Roberto Soldado dan Luis García.

PRESTASI

Pada 30 Agustus 2012, Real Madrid telah memenangi 32 kali gelar juara La Liga dan 9 kali juara Piala Eropa/Liga Champions UEFA. Klub ini juga menerima penghargaan Klub Terbaik Abad ke-20 menurut FIFA pada 23 Desember 2000.[112] Selain itu, Madrid juga berhasil menerima FIFA Order of Merit pada tahun 2004.[113] Sebagai juara 9 kali Liga Champions, Real Madrid diperkenankan untuk mengenakan lencana kehormatan (badge of honours) pada kaus mereka ketika mereka bertanding pada pertandingan Liga Champions.[20]

Gelar domestik

Juara (32): 1931–32, 1932–33, 1953–54, 1954–55, 1956–57, 1957–58, 1960–61, 1961–62, 1962–63, 1963–64, 1964–65, 1966–67, 1967–68, 1968–69, 1971–72, 1974–75, 1975–76, 1977–78, 1978–79, 1979–80, 1985–86, 1986–87, 1987–88, 1988–89, 1989–90, 1994–95, 1996–97, 2000–01, 2002–03, 2006–07, 2007–08, 2011–12
Peringkat kedua (2): 1929, 1933–34, 1934–35, 1935–36, 1941–42, 1944–45, 1958–59, 1959–60, 1965–66, 1980–81, 1982–83, 1983–84, 1991–92, 1992–93, 1998–99, 2004–05, 2005–06, 2008–09, 2009–10, 2010–11, 2012–13
Juara (19): 1905, 1906, 1907, 1908, 1917, 1934, 1936, 1946, 1947, 1962, 1970, 1973–74, 1974–75, 1980, 1981–82, 1988–89, 1992–93, 2010–11, 2013–14
Juara kedua (20): 1903, 1916, 1918, 1924, 1929, 1930, 1933, 1940, 1943, 1958, 1960, 1961, 1968, 1978–79, 1982–83, 1989–90, 1991–92, 2001–02, 2003–04, 2012–13
Juara (9): 1988, 1989*, 1990, 1993, 1997, 2001, 2003, 2008, 2012
Juara kedua (4): 1982, 1995, 2007, 2011
(* Memenangi Copa del Rey dan La Liga)
Juara (1): 1947
Juara (1): 1985
Juara kedua (1): 1983

Gelar Eropa

Juara (10): 1955–56*, 1956–57, 1957–58, 1958–59, 1959–60, 1965–66, 1997–98, 1999–2000, 2001–02, 2013–14
Juara kedua (3): 1961–62, 1963–64, 1980–81
(* Juara untuk kali pertama dalam sejarah)
Juara (2): 1984–85, 1985–86
Juara kedua (2): 1970–71, 1982–83
Juara (2): 2002, 2014
Juara kedua (2): 1998, 2000

Gelar dunia

Juara (4): 1960, 1998, 2002, 2014
Juara kedua (2): 1966, 2000

keuangan dan ke pemilikan

Di bawah kepemimpinan pertama presiden Florentino Pérez (2000—2006), Real Madrid berkembang dan memulai ambisi untuk menjadi sebuah klub sepak bola terkaya di dunia sepak bola profesional.[94] Klub kemudian menjual tempat pelatihan mereka di kota Madrid pada tahun 2001 kepada empat perusahaan, yaitu: Repsol YPF, Mutua Automovilística de Madrid, Sacyr Vallehermoso dan OHL. Penjualan tersebut terbilang berhasil dan keuangan klub menjadi sehat seiring habisnya utang yang membebani mereka selama ini dan sekaligus pula membuka jalan untuk membeli pemain-pemain kelas dunia yang paling mahal seperti Zinedine Zidane, Luís Figo, Ronaldo dan David Beckham. Kota Madrid sebelumnya sempat merencanakan merelokasi tempat latihan klub yang kemudian membuat nilai jual tanah milik klub menjadi tinggi.[27] Komisi Uni Eropa kemudian mengadakan penyelidikan kepada pemerintah kota Madrid terkait subsidi kepada negara yang harusnya ada dari bisnis jual beli ini.[95]
Penjualan tanah bangunan kamp pelatihan untuk membersihkan utang Real Madrid sebesar 270 miliar Euro dan memungkinkan klub untuk memulai belanja pemain mahal sebelumnya belum pernah terjadi dalam sejarah Real. Selain itu keuntungan dari penjualan tersebut kemudian digunakan untuk membuat sebuah kamp pelatihan baru yang letaknya ada di pinggir kota.[96] Walaupun kebijakan Pérez yang menghasilkan kesuksesan keuangan meningkat dari eksploitasi pemasaran klub yang tinggi di seluruh dunia, terutama di Asia, namun ia kerap kali dikritik karena terlalu fokus pada pemasaran tim yang akhirnya berujung pada buruknya prestasi tim.
Pada September 2007, Real Madrid dianggap sebagai klub paling berharga dalam sepak bola Eropa oleh BBDO.[97] Pada tahun 2008, Real kemudian menjadi klub paling berharga kedua di sepak bola, dengan nilai 951 juta Euro (640 juta pound sterling / 1,2 miliar dollar),[98] hanya kalah tipis dari Manchester United, yang bernilai 1,3 miliar Euro (900 juta pound sterling).[99] Pada tahun 2010, Real Madrid memiliki omset tertinggi dalam bisnis sepak bola di seluruh dunia.[100] Pada bulan September 2009, manajemen Real Madrid mengumumkan rencana untuk membuka taman publik yang akan diluncurkan di 2013.[101]
Sebuah studi di Universitas Harvard menyimpulkan bahwa Real Madrid "adalah salah satu dari 20 merek yang paling penting dan satu-satunya di mana eksekutif perusahaan bersama para pemain terkenal. Kami memiliki beberapa tokoh yang spektakuler dalam hal untuk mendukung seluruh dunia klub. Ada adalah 287 juta orang di seluruh dunia yang diperkirakan menjadi penggemar Real Madrid."[102]
Pada tahun 2010, penilaian Forbes menempatkan Real Madrid berada di posisi kedua klub terkaya sekitar 992 juta Euro (1.323 juta dollar AS), masih dibawah setelah Manchester United, berdasarkan angka dari musim 2008-09.[103][104] Menurut Deloitte, Real Madrid memiliki pendapatan tercatat sebesar 401 juta Euro pada periode yang sama yang membuat mereka menduduki peringkat pertama.[105]
Bersama dengan FC Barcelona, ​​Athletic Bilbao, dan Osasuna, Real Madrid kini menjadi sebuah perusahaan terdaftar. Berbeda dengan perusahaan terbatas (PT), seseorang tidak mungkin untuk membeli saham klub tetapi hanya boleh menjadi anggota pemodal saja.[106] Para anggota pemodal Real Madrid, disebut socios, membentuk sebuah jaringan delegasi yang merupakan badan tertinggi klub.[107] Pada 2010 klub memiliki 60.000 socios.[108] Pada akhir musim 2009-10, dewan direksi klub menyatakan bahwa Real Madrid memiliki utang bersih sebesar 244,6 juta Euro atau sekitar 82,1 juta lebih rendah dari tahun fiskal sebelumnya.

SIARAN TV REALMADRID

Selain itu, Real Madrid sejak tahun 1999 mengoperasikan sebuah saluran TV swasta, Real Madrid TV, yang mengudara 24 jam sehari. Program ini mencakup berita harian dari asosiasi dan dunia sepak bola, gambar langsung dari pelatihan tim, penyiaran klasik sepak bola beberapa tahun terakhir, laporan dan potret, serta siaran berbagai permainan live Real Madrid Castilla (mantan Real Madrid B), kedua - atau tim muda real, yang saat ini bermain di divisi dua Spanyol. Real Madrid TV melalui televisi digital Operator Digital+ (Astra 1KR dan Hispasat 1C) dan platform IPTV imagenio tersedia dalam bahasa Spanyol melalui penyedia televisi digital. Versi bahasa Inggris akan dikirim tidak terenkripsi EUR Bird 9A.

Rivalitas

Dalam sebuah liga nasional di suatu negara, sering terdapat persaingan sengit antara dua tim terkuat, dan ini terutama terjadi di La Liga, di mana pertandingan antara Real Madrid dan Barcelona dikenal sebagai "Pertemuan Klasik" (El Clásico). Sejak awal kompetisi nasional dimulai, kedua klub sering dipandang sebagai pencerminan/wakil dari dua daerah berbeda di Spanyol: Catalunya dan Castilla, serta dari dua kota. Persaingan ini mencerminkan berbagai hal, termasuk ketegangan politik dan budaya antara Catalunya dan Castilla yang merupakan gambaran umum dari Perang Saudara Spanyol.[83]
Selama era kediktatoran Miguel Primo de Rivera dan terutama Francisco Franco (1939—1975), semua budaya regional ditekan. Semua bahasa daerah yang dipakai di wilayah Spanyol, kecuali bahasa Spanyol (Castilla), secara resmi dilarang.[84][85] Simbolisasi keinginan rakyat untuk kebebasan Catalunya membuat Barcelona menjadi "lebih dari sekadar klub sepak bola" (més que un club) untuk masyarakat Catalan. Menurut Manuel Vázquez Montalbán, cara terbaik untuk orang Catalan untuk menunjukkan identitas mereka adalah dengan bergabung dengan Barcelona. Hal ini lebih kecil risikonya daripada bergabung dengan gerakan anti-Franco, dan memungkinkan mereka untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka.[86]
Di sisi lain, Real Madrid secara luas dilihat sebagai perwujudan dari sentralisme berdaulat dan rezim fasis di tingkat manajemen dan di bawahnya. Santiago Bernabeu yang menjadi presiden klub merupakan seorang pejuang untuk los nacionales.[87][88] Namun, selama Perang Saudara Spanyol, anggota kedua klub seperti Josep Sunyol (Barcelona) dan Rafael Sánchez Guerra (Real Madrid) menyerah di tangan para pendukung Franco.
Selama tahun 1950, persaingan tersebut memburuk saat ada kontroversi seputar transfer Alfredo Di Stéfano, yang akhirnya bermain untuk Real Madrid dan merupakan kunci kesuksesan mereka berikutnya.[89] Pada era 1960-an, kedua klub kemudian bertemu pada Piala Champions lebih dari dua kali[90] dan pada tahun 2002, pertemuan antara klub Eropa dijuluki sebagai "Pertandingan Abad Ini" oleh media Spanyol, dan disaksikan oleh lebih dari 500 juta orang di seluruh dunia.[91]

stadion

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Stadion Chamartín, Stadion Santiago Bernabéu, dan Stadion Alfredo Di Stéfano

Setelah pindah kandang ke Campo de O'Donnell pada tahun 1912—yang kemudian bertahan untuk sebelas tahun—[8] klub kemudian pindah kandang ke Campo de Ciudad Lineal selama setahun. Campo de Ciudad Lineal merupakan sebuah tanah kecil dengan kapasitas 8.000 penonton. Setelah itu, Real Madrid pindah kandang ke Stadion Chamartín yang diresmikan pada tanggal 17 Mei 1923 dengan pertandingan melawan Newcastle United.[58] Pada stadion yang memiliki kapasitas 22.500 penonton ini, Real Madrid merayakan gelar Liga Spanyol-nya yang pertama.[10] Setelah beberapa keberhasilan dan seiring terpilihnya Santiago Bernabéu Yeste sebagai presiden klub, ia kemudian memutuskan bahwa Stadion Chamartín tidak cukup besar untuk ambisi klub sebesar Madrid. Ia kemudian membangun sebuah stadion baru yang kemudian diresmikan pada tanggal 14 Desember 1947.[17][59] Stadion tersebut adalah Stadion Santiago Bernabéu yang dipakai sampai saat ini, meskipun stadion ini tidak memakai nama tersebut sampai tahun 1955.[18] Pertandingan pertama yang diadakan di Bernabéu dimainkan antara Real Madrid dan klub Portugal C.F. Os Belenenses, dan dimenangkan oleh Real Madrid dengan skor akhir 3–1, dan gol pertama dicetak oleh Sabino Barinaga Alberdi.[17]
Kapasitas stadion kemudian berubah pada 1953, seiring renovasi yang dilakukan, sehingga membuat kapasitas penonton memuncak menjadi 120.000 penonton.[60][61] Sejak itu beberapa modernisasi dilakukan pada stadion, salah satunya meniadakan tempat menonton berdiri pada 1998–1999 seiring peraturan UEFA.[60] Perubahan terakhir dilakukan pada tahun 2003, yaitu peningkatan sekitar lima ribu kursi sehingga kapasitas stadion menjadi 81.254. Sebuah rencana untuk menambahkan atap yang dapat dibuka juga telah diumumkan kepada publik.[62]
Stadion Bernabéu telah menyelenggarakan beberapa pertandingan kelas dunia, di antaranya Final Piala Negara Eropa 1964, Final Piala Dunia FIFA 1982, serta Final Piala Eropa/Liga Champions UEFA tahun 1957, 1969, 1980, dan 2010.[63] Stadion ini juga memiliki jaringan transportasi sendiri, yaitu sebuah stasiun metro yang juga dinamai Santiago Bernabéu.[64] Pada tanggal 14 November 2007, Stadion Bernabéu mendapatkan status sebagai Stadion Elite UEFA.[65]
Pada tanggal 9 Mei 2006, Stadion Alfredo Di Stéfano diresmikan di Madrid di mana Real Madrid kini biasa berlatih. Pertandingan perdana yang dimainkan di sana adalah antara Real Madrid dan Stade de Reims, sebuah pertandingan ulangan dari Final Piala Eropa 1956. Real Madrid memenangkan pertandingan dengan skor 6–1 dengan gol dari Sergio Ramos, Antonio Cassano (2), Roberto Soldado (2), dan José Manuel Jurado. Tempat ini sekarang merupakan bagian dari Ciudad Real Madrid, fasilitas pelatihan baru klub yang berlokasi di luar Madrid, tepatnya di Valdebebas. Stadion ini menampung 5.000 orang, dan menjadi kandang dari klub Real Madrid Castilla. Nama stadion ini diambil dari mantan bintang Real Madrid, Alfredo Di Stéfano.[66]

Era Ancelotti dan "La Décima" (2013–sekarang)

Pada 25 Juni 2013, Carlo Ancelotti menjadi manajer Real Madrid, berhasil menggantikan Mourinho, dengan menandatangani kontrak tiga tahun.[41][42] Sehari kemudian, ia diperkenalkan pada konferensi pers pertamanya untuk Madrid di mana ia mengumumkan bahwa Zinédine Zidane dan Paul Clement, keduanya akan menjadi asistennya.[43] Pada 1 September 2013, transfer lama ditunggu-tunggu dari Gareth Bale diumumkan. Pemain Wales itu dilaporkan baru penandatanganan rekor dunia, dengan harga transfer diperkirakan sekitar €100 juta.[44] Pada musim pertama Ancelotti di klub, Real Madrid memenangkan Copa del Rey, dengan Bale mencetak kemenangan di final melawan Barcelona.[45] Pada 24 Mei 2014, Real Madrid mengalahkan rival sekotanya Atlético Madrid di Final Liga Champions memenangkan gelar Eropa pertama mereka sejak tahun 2002. dan mereka menjadi tim pertama yang memenangkan sepuluh Piala Eropa, sebuah prestasi yang dikenal sebagai "La Décima".[46]

Periode kedua Pérez dan era Mourinho (2009–2013)

Pada tanggal 1 Juni 2009, Florentino Pérez kembali menjadi presiden Real Madrid dan bertahan sampai saat ini.[31][32] Pérez melanjutkan tradisinya mengontrak pemain bintang dengan membeli Kaká dari AC Milan[33] dan kemudian membeli Cristiano Ronaldo dari Manchester United yang memecahkan rekor transfer dengan harga 80 juta pound sterling.
José Mourinho mengambil alih sebagai manajer pada Mei 2010.[34][35] Pada April 2011, kejadian aneh terjadi, untuk pertama kalinya, empat Clásicos itu harus dimainkan dalam rentang delapan belas hari. Yang pertama adalah perlengkapan untuk pertandingan Liga pada tanggal 17 April (yang berakhir 1-1 dengan gol penalti untuk kedua belah pihak), Copa del Rey (yang berakhir 1-0 untuk Madrid), dan kontroversial leg kedua semifinal Liga Champions pada 27 April dan 2 Mei (3-1 kekalahan agregat) ke Barcelona.
Clasico pertama kali melihat Cristiano Ronaldo mendapatkan gol pertamanya melawan Barcelona karena penalti yang diberikan kepada Madrid setelah pelanggaran ke Marcelo. Final Copa del Rey memberi Real Madrid gelar pertama di bawah Mourinho dengan sundulan Cristiano Ronaldo di perpanjangan waktu. Semifinal Liga Champions adalah mungkin yang paling kontroversial dari empat pertandingan, dengan pengusiran Pepe pada leg pertama di Santiago Bernabéu, setelah diduga "tantangan berbahaya" untuk bek Barcelona Daniel Alves. Alves dilakukan dalam tandu "tidak dapat berjalan", tapi setelah Pepe ditunjukkan memerah, Alves datang berlari kembali ke lapangan dalam hitungan detik. Setelah Pepe yang mengirimkan dari pelatih Jose Mourinho juga diusir, menerima denda dan larangan lima pertandingan. Pertandingan ini sama juga kontroversial oleh gelandang Barcelona Sergio Busquets yang ditangkap pada video mengatakan apa yang tampak seperti cercaan rasial seharusnya Madrid bek kiri Marcelo. Leg kedua tidak kontroversial sebagai yang pertama, dengan mungkin pengecualian tujuan dibatalkan untuk Gonzalo Higuaín, setelah Cristiano Ronaldo dianggap telah mengotori Javier Mascherano sebagai akibat dari pelanggaran terhadap Ronaldo oleh Gerard Piqué.[36]
Di La Liga musim 2011-12, Real Madrid memenangkan liga, rekor waktu 32 dalam sejarah La Liga dan menyelesaikan musim dengan sejumlah catatan, termasuk 100 poin dalam satu musim, rekor 121 gol yang dicetak & selisih gol dari +89, dan 16 rekor menang tandang dan 32 secara keseluruhan menang. Di musim yang sama, Cristiano Ronaldo menjadi pemain tercepat untuk mencapai 100 gol dalam sejarah Liga Spanyol. Dalam mencapai 101 gol dalam 92 pertandingan, Ronaldo melampaui legenda Real Madrid, Ferenc Puskás, yang mencetak 100 gol dalam 105 pertandingan. Ronaldo menetapkan tanda klub baru untuk tujuan individu mencetak gol dalam satu tahun (60), dan menjadi pemain pertama yang mencetak gol melawan semua 19 tim oposisi dalam satu musim.[37][38]
Setelah mengecewakan menelan kekalahan oleh Atletico Madrid di Final Copa del Rey 2013, Florentino Perez mengumumkan kepergian Mourinho di akhir musim dengan "kesepakatan bersama".[39] Mourinho dianggap musim 2012-13 sebagai "yang terburuk dalam karir saya",[40] di mana tim selesai di semifinal Liga Champions, dan runner up di Copa del Rey. Mourinho kembali ke Liga Inggris dengan Chelsea, sebuah tim yang membawa Mourinho sukses dari 2004 sampai 2007

Presiden baru Ramón Calderón (2006–2009)

Ramón Calderón terpilih sebagai presiden klub pada tanggal 2 Juli 2006 dan kemudian ditunjuk Fabio Capello sebagai pelatih baru dan Predrag Mijatović sebagai direktur olahraga baru. Real Madrid memenangkan gelar La Liga pada tahun 2007 untuk pertama kalinya dalam empat tahun namun Capello dipecat. Pada tanggal 9 Juni 2007, Real bermain melawan Zaragoza di La Romareda. Pertandingan turun ke awal yang buruk ketika Real Madrid dipaksa untuk mengubah lineup mereka beberapa menit sebelum dimulainya pertandingan saat bek muda Miguel Torres merobek hamstring selama pemanasan. Zaragoza memimpin Real 2-1 menjelang akhir pertandingan sementara Barcelona juga menang melawan Espanyol 2-1. Tantangan gelar Real tampak akan berakhir. Namun, akhir equalizer Ruud van Nistelrooy diikuti dengan menit terakhir gol Raúl Tamudo melompat gelar Real Madrid berharap kembali menguntungkan mereka. Sevilla juga ditahan imbang 0-0 tandang melawan Mallorca, yang berarti bahwa kemenangan di kandang melawan Mallorca efektif akan mengamankan Los Merengues meraih gelar 30 liga Spanyol mereka.[29] Pada musim 2007—2008, Real Madrid memenangkan liga domestik ke-31 kalinya di bawah asuhan pelatih Jerman, Bernd Schuster.[30]
Gelar dimenangkan pada tanggal 17 Juni, Mallorca menghadapi Real di Bernabéu, sementara Barcelona dan Sevila, yang penantang gelar lainnya, menghadapi Gimnàstic de Tarragona dan Villarreal masing-masing. Pada babak pertama adalah 0-1, sedangkan Barcelona telah melonjak ke depan menjadi 0-3 memimpin di Tarragona, namun tiga gol di terakhir setengah-satu jam dijamin Real Madrid menang 3-1 dan gelar liga pertama mereka sejak 2003. Gol pertama datang dari Reyes yang mencetak gol setelah kerja bagus dari Higuaín. Sebuah gol bunuh diri diikuti oleh gol menyenangkan lain dari Reyes diperbolehkan Real untuk mulai merayakan gelar. Ribuan penggemar Real Madrid mulai pergi ke Plaza de Cibeles untuk merayakan gelar.

era losgalaktikos

Pada bulan Juli 2000, Florentino Pérez terpilih sebagai presiden klub.[25] Dia berjanji dalam kampanyenya untuk menghapus utang klub sebesar 270 juta euro dan memodernisasi fasilitas klub. Namun, janji pemilu utama yang mendorong Pérez untuk kemenangan adalah penandatanganan Luís Figo.[26] Tahun berikutnya, klub mendapat tempat pelatihan yang rezoned dan menggunakan uang itu untuk memulai perakitan sisi Galáctico terkenal termasuk pemain seperti Zinedine Zidane, Ronaldo, Luís Figo, Roberto Carlos, Raúl, Fabio Cannavaro dan David Beckham. Hal ini diperdebatkan apakah berjudi terbayar, karena meskipun Liga Champions UEFA dan Piala Interkontinental menang pada tahun 2002, diikuti oleh Liga pada tahun 2003, klub gagal memenangkan trofi besar selama tiga musim berikutnya. Pada musim panas 2003,[27] setelah menangkap lain gelar La Liga, Florentino Pérez dan dewan direksi menolak untuk memperpanjang kontrak pelatih Vicente del Bosque dan setelah perselisihan internal yang memaksa kapten Fernando Hierro meninggalkan klub. Mereka juga mengabaikan permintaan Claude Makélélé tentang kontrak baru dengan gaji yang lebih baik, sebagai imbalannya, Makélélé meminta permintaan transfer, dan dipindahkan ke Chelsea.
Beberapa hari setelah meraih gelar dari liga, dikelilingi dengan kontroversi. Pertama keputusan yang kontroversial datang ketika Perez memecat pelatih Vicente del Bosque, setelah direktur olahraga Real mengklaim bahwa del Bosque itu bukan orang yang tepat untuk pekerjaan itu, mereka ingin seseorang muda untuk menggoyang tim. Atmosfer buruk berlanjut ketika legenda Real serta kapten Fernando Hierro meninggalkan klub setelah perselisihan dengan manajemen, seperti yang dilakukan Steve McManaman. Namun, klub melakukan tur Asia di pra-musim dan memperkenalkan pemain baru David Beckham. Perez dan direktur menolak untuk memperbaharui kontrak Claude Makélélé dengan gaji yang lebih baik, menjengkelkan Makélélé yang meminta transfer, akhirnya pindah ke Chelsea Pada hari-hari terakhir jendela transfer, Fernando Morientes meninggalkan klub dipinjamkan ke Monaco. Real Madrid, yang baru mengangkat dengan pelatih Carlos Queiroz, mulai liga domestik mereka perlahan-lahan setelah menang telak atas Real Betis.
Musim 2005-06 dimulai dengan janji beberapa pemain baru - Julio Baptista (€20 Juta), Robinho (€30 Juta) dan Sergio Ramos (€30 Juta - Melepas Klausul) - tetapi pelatih asal Portugal itu tidak dapat menemukan formula yang tepat di lapangan sebagai bentuk miskin Real Madrid melanjutkan, dengan tim memukul titik terendah setelah kekalahan memalukan 0-3 di tangan Barcelona di Santiago Bernabéu. Luxemburgo akhirnya akan mengundurkan diri dan penggantinya adalah Juan Ramón López Caro, secara resmi manajer Real Madrid Castilla. Sebuah untuk kembali membentuk datang tiba berhenti setelah kalah dalam leg pertama perempat final Copa del Rey, 6-1 untuk Real Zaragoza. Tak lama setelah itu, Real Madrid tersingkir dari Liga Champions untuk musim keempat berturut-turut, kali ini di tangan Arsenal. Pada tanggal 27 Februari 2006, Florentino Pérez mengundurkan diri.[28]

Santiago Bernabéu Yeste dan kesuksesan di Eropa (1945–1978)

Santiago Bernabéu Yeste terpilih menjadi presiden Real Madrid tahun 1943.[16][17] Di bawah kepemimpinannya, Real Madrid kemudian berhasil membangun Stadion Santiago Bernabéu dan tempat berlatih klub di Ciudad Deportiva yang sebelumnya sempat rusak akibat Perang Saudara Spanyol. Pada 1953, Bernabeu kemudian mulai membangun tim dengan cara mendatangkan pemain-pemain asing, salah satunya adalah Alfredo Di Stéfano.[18]Pada tahun 1955, berdasar dari ide yang diusulkan oleh jurnalis olahraga Perancis dan editor dari L'Equipe, Gabriel Hanot, Bernabéu, Bedrignan, dan Gusztáv Sebes menciptakan sebuah turnamen sepak bola percobaan dengan mengundang klub-klub terbaik dari seluruh daratan Eropa. Turnamen ini kemudian menjadi dasar dari Liga Champions UEFA yang berlangsung saat ini.[19]Di bawah bimbingan Bernabéu, Real Madrid memantapkan dirinya sebagai kekuatan utama dalam sepak bola, baik di Spanyol maupun di Eropa. Real Madrid memenangkan Piala Eropa lima kali berturut-turut antara tahun 1956 dan 1960, di antaranya kemenangan 7–3 atas klub Jerman, Eintracht Frankfurt pada tahun 1960.[18] Setelah kelima berturut-turut sukses, Real secara permanen diberikan piala asli turnamen dan mendapatkan hak untuk memakai lencana kehormatan UEFA.[20]Real Madrid kemudian memenangkan Piala Eropa untuk keenam kalinya pada tahun 1966 setelah mengalahkan FK Partizan 2–1 pada pertandingan final dengan komposisi tim yang seluruhnya terdiri dari pemain berkebangsaan Spanyol, sekaligus menjadi pertama kalinya dalam sejarah pertandingan Eropa.[21] Tim ini kemudian dikenal lewat julukan "Ye-ye". Nama "Ye-ye" berasal dari "Yeah, yeah, yeah" chorus dalam lagu The Beatles berjudul "She Loves You" setelah empat anggota tim berpose untuk harian Diario Marca mengenakan wig khas The Beatles. Generasi "Ye-ye" juga berhasil menjadi juara kedua Piala Champions pada tahun 1962 dan 1964.[21]Pada 1970-an, Real Madrid memenangi kejuaraan liga sebanyak 5 kali disertai 3 kali juara Piala Spanyol.[22] Madrid kemudian bermain pada final Piala Winners UEFA pertamanya pada tahun 1971 dan kalah dengan skor 1–2 dari klub Inggris, Chelsea.[23] Pada tanggal 2 Juli 1978, presiden klub Santiago Bernabéu meninggal ketika Piala Dunia FIFA sedang berlangsung di Argentina. FIFA kemudian menetapkan tiga hari berkabung untuk menghormati dirinya selama turnamen berlangsung.[24] Tahun berikutnya, klub mengadakan Kejuaraan Trofi Santiago Bernabéu sebagai bentuk penghormatan pada mantan presidennya tersebut.